Teguran Tentang Ingsa Alloh
Mangsadulsngaji, teguran ini datang bukan sembarang datang melainkan datang dengan hati ikhlas dan dari lubuk hati yang terdalam. Ingsa Alloh.
Manggunakan Ingsa Alloh karena sudah dinasihati.
Kata ingsa Alloh atau nulisnya sih ada yang Ingsya Alloh atau ingsa Allah atau ingsya Allah dan lain - lain, namun disini di masadulsngaji sebagai penyatuan penulisan maka di tulisnya ingsa Alloh.
Ok kali ini memang bukan ingin membahas cara menulisnya melainkan teguran tentang ingsa Alloh.
Begini ceritanya. Mungkin sering dengar kan orang berjanji. Misalkan :
Mun yang di ajak bicara hati merasa berat karena pada waktu tersebut mamah menyuruh tetap di rumah untuk membantunya dan tidak mungkin untuk melanggarnya, dalam hati terbersit kayanya ga akan datang, namun Mun tetap bilang ingsa Alloh. Sebagai bentuk belindung diri jika tidak bisa datang.
Man : " Nanti magrib datang kerumah ya?"
Mun yang di ajak bisacara merasa yakin bisa datang dan memang berniat akan datang kemudian diapun bilang : " yoi bro Man aku pasti datang. Tuggui aku !"
Mun yang di ajak bicara merasa yakin bisa datang dan memang berniat akan datang kemudian diapun bilang : " yoi bro Man, aku pasti datang. Ingsa Alloh. Tuggui aku !"
Dari ketiga contoh sederhana di atas salah satunya ternyata mirip dengan yang pernah dilakukan kekasih kita semuanya yaitu Nabi Muhammad SAW. Kasusnya beda dapi dalah hal janji itu sama.
Kisahnya seperti ini.
Kepada Rosululloh SAW datang beberapa orang Quraisyi. Mereka bertanya tentang hakikat ruh, kisah Ashabul Kahfi, dan kisah Zulkarnein. Ketika itu Nabi Muhammad SAW tidak mengetahui secara pasti apa , jawabannya. Rosululloh SAW menawarkan solusi, " datanglah kalian besok pagi kepadaku agar aku ceriatakan."
Beliau berani memberikan tenggang waktu satu hari karena yakin Alloh Ta'ala akan menurunkan wahyu sebagai jawaban.
Dan ternyata sampai hari ke 15 atau setengah bulan dari di janjikannya jawaban wahyu belum kunjung datang. Selama masa menunggu itu Beliau merasa menanggung beban yang sangat berat. Apalagi kaum Qurasyi mulai meluncurkan tuduhan pembohong, sebuah tuduhan yang sangat menyakitkan.
Setelah pentan yang berat akhirnya tibalah malaikat Jibril as datang membawa wahyu, namun bukan wahyu tetang jawaban pertanyaan kau Quaraisyi melainkan suatu teguran . "Dan jangalah sekali kali kamu mengatakan terhadap sesuatu. ' Susungguhnya, aku akan mengerjakan itu esok pagi. Kecuali ( dengan menyebut) " Ingsa Alloh". Dan ingtalah kepada TuhanMu jika kamu lupa dan katakanlah, 'Mudah - mudahan Tuhanku akan memebriku petunjuk kepada yang lebih dekat dengan kebenarannya daripada itu."
Itulah sepenggal kisah yang terjadi pada Rosululloh. Rosululloh saja yang sesemprna manusia di "tegur" apalagi mangsaduls.
Nah tepat hari minggu kemarin teguran inipun sampai kepada mangsadulsngaji.
Teguran ini datang dari bulletin tasdiq edisi ke 70 yang dikirim via bbm.
Subhanalloh ketika di samakan dengan ketiga contoh kasis di atas maka poin kasus nomer tigalah yang tepat meskipun sudah yakin seperti halnya Nabi Muhammad yakin akan di berikan wahyu maka tetap harus mengucapkan kata Ingsa Alloh namun bukan sebagai perlindungan ketidakbisaan melaksakan janji seperti pada kasus no satu, melaikan sebagai bentuk berserah diri kepada Alloh SWT yang Maha Mengusai.
Nah itulah teguran kata ingsa Alloh sebaiknya digunakan dalam setiap janji yang hendak dibuat namun bukan sebagai belindung diri dari ketidak mampuan tapi sebagai bentuk berserah diri kepada Alloh setlah kita benar - benar berniat berazam akan melaksanakannya.
Jika memang tidaj bisa sebaiknya katakan saja tidak bisa dengan alasan tertentu yang sebenernya.
Demikina Teguran Tentang Ingsa Alloh mudah - mudahan menjadi pelajaran yang baik bagi kita semuanya. aamiin.
Manggunakan Ingsa Alloh karena sudah dinasihati.
Kata ingsa Alloh atau nulisnya sih ada yang Ingsya Alloh atau ingsa Allah atau ingsya Allah dan lain - lain, namun disini di masadulsngaji sebagai penyatuan penulisan maka di tulisnya ingsa Alloh.
Ok kali ini memang bukan ingin membahas cara menulisnya melainkan teguran tentang ingsa Alloh.
Begini ceritanya. Mungkin sering dengar kan orang berjanji. Misalkan :
Simak juga Kisah Teladan Mencari Nafkah
Kasus Ke Satu
Man : " Nanti magrib datang kerumah ya?"Mun yang di ajak bicara hati merasa berat karena pada waktu tersebut mamah menyuruh tetap di rumah untuk membantunya dan tidak mungkin untuk melanggarnya, dalam hati terbersit kayanya ga akan datang, namun Mun tetap bilang ingsa Alloh. Sebagai bentuk belindung diri jika tidak bisa datang.
Kasus Ke Dua
Man : " Nanti magrib datang kerumah ya?"
Mun yang di ajak bisacara merasa yakin bisa datang dan memang berniat akan datang kemudian diapun bilang : " yoi bro Man aku pasti datang. Tuggui aku !"
Kasus Ke Tiga
Man : " Nanti magrib datang kerumah ya?"Mun yang di ajak bicara merasa yakin bisa datang dan memang berniat akan datang kemudian diapun bilang : " yoi bro Man, aku pasti datang. Ingsa Alloh. Tuggui aku !"
Dari ketiga contoh sederhana di atas salah satunya ternyata mirip dengan yang pernah dilakukan kekasih kita semuanya yaitu Nabi Muhammad SAW. Kasusnya beda dapi dalah hal janji itu sama.
Kisah Rosululloh
Kisahnya seperti ini.
Kepada Rosululloh SAW datang beberapa orang Quraisyi. Mereka bertanya tentang hakikat ruh, kisah Ashabul Kahfi, dan kisah Zulkarnein. Ketika itu Nabi Muhammad SAW tidak mengetahui secara pasti apa , jawabannya. Rosululloh SAW menawarkan solusi, " datanglah kalian besok pagi kepadaku agar aku ceriatakan."
Beliau berani memberikan tenggang waktu satu hari karena yakin Alloh Ta'ala akan menurunkan wahyu sebagai jawaban.
Dan ternyata sampai hari ke 15 atau setengah bulan dari di janjikannya jawaban wahyu belum kunjung datang. Selama masa menunggu itu Beliau merasa menanggung beban yang sangat berat. Apalagi kaum Qurasyi mulai meluncurkan tuduhan pembohong, sebuah tuduhan yang sangat menyakitkan.
Setelah pentan yang berat akhirnya tibalah malaikat Jibril as datang membawa wahyu, namun bukan wahyu tetang jawaban pertanyaan kau Quaraisyi melainkan suatu teguran . "Dan jangalah sekali kali kamu mengatakan terhadap sesuatu. ' Susungguhnya, aku akan mengerjakan itu esok pagi. Kecuali ( dengan menyebut) " Ingsa Alloh". Dan ingtalah kepada TuhanMu jika kamu lupa dan katakanlah, 'Mudah - mudahan Tuhanku akan memebriku petunjuk kepada yang lebih dekat dengan kebenarannya daripada itu."
Itulah sepenggal kisah yang terjadi pada Rosululloh. Rosululloh saja yang sesemprna manusia di "tegur" apalagi mangsaduls.
Nah tepat hari minggu kemarin teguran inipun sampai kepada mangsadulsngaji.
Teguran ini datang dari bulletin tasdiq edisi ke 70 yang dikirim via bbm.
Subhanalloh ketika di samakan dengan ketiga contoh kasis di atas maka poin kasus nomer tigalah yang tepat meskipun sudah yakin seperti halnya Nabi Muhammad yakin akan di berikan wahyu maka tetap harus mengucapkan kata Ingsa Alloh namun bukan sebagai perlindungan ketidakbisaan melaksakan janji seperti pada kasus no satu, melaikan sebagai bentuk berserah diri kepada Alloh SWT yang Maha Mengusai.
Nah itulah teguran kata ingsa Alloh sebaiknya digunakan dalam setiap janji yang hendak dibuat namun bukan sebagai belindung diri dari ketidak mampuan tapi sebagai bentuk berserah diri kepada Alloh setlah kita benar - benar berniat berazam akan melaksanakannya.
Jika memang tidaj bisa sebaiknya katakan saja tidak bisa dengan alasan tertentu yang sebenernya.
Demikina Teguran Tentang Ingsa Alloh mudah - mudahan menjadi pelajaran yang baik bagi kita semuanya. aamiin.
Post a Comment for "Teguran Tentang Ingsa Alloh"